Anak Sulit BAB?

Anak Sulit BAB?

Oleh: dr Sony Prabowo, Sp.A

Sulit BAB merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak. Orangtua sering menjadi khawatir karena gangguan kebiasaan BAB pada anak.

Bayi sering BAB sampai beberapa kali sehari. Sejauh tidak cair, hal tersebut tergolong normal. Bayi yang minum ASI eksklusif lebih jarang mengalami kesulitan BAB dibandingkan dengan yang diberikan susu formula, jadi ASI tetaplah pilihan terbaik.

Secara umum frekuensi BAB digolongkan normal bila frekuensinya antara 3 kali sehari sampai sekali setiap 2 hari. Sulit BAB yang dikenal dengan istilah medis “konstipasi”, sering ditandai dengan BAB yang jarang dengan kotoran/ feces yang keras dan kering, sulit mengeluarkan feces yang ditandai dengan mengejan berlebihan, dan nyeri saat BAB.

Continue reading

Televisi Dapat Memperbaiki Perilaku Anak

Televisi Dapat Memperbaiki Perilaku Anak

Televisi berpengaruh besar terhadap anak-anak. Mereka kebanyakan meniru perilaku yang mereka lihat di layar televisi, baik atau buruk. Mengganti saluran televisi dari acara kekerasan ke acara pendidikan dapat memperbaiki perilaku anak-anak prasekolah. Studi terkini yang diterbitkan di jurnal Pediatrics menyebutkan bahwa daripada mencoba untuk membatasi menonton televisi, yang terbaik adalah mengganti saluran televisi ke acara yang mendorong perilaku positif.

“Solusinya bukan hanya mematikan televisi, tetapi juga mengubah saluran. Apa yang anak-anak tonton sama pentingnya dengan berapa banyak mereka menonton,” kata Dr Dimitri Christakis, seorang dokter anak dan peneliti di Seattle Children Research Institute.

Penelitian ini melibatkan 565 orangtua di Seattle, yang secara berkala mengisi buku harian menonton TV dan kuesioner yang mengidentifikasi perilaku anak mereka. Setengah orangtua selama enam bulan hanya membolehkan anak-anak mereka yang berusia 3-5 tahun untuk menonton acara seperti “Sesame Street” dan “Dora the Explorer” yang mengajarkan sikap pro-sosial dan pelajaran hidup, daripada program yang sarat kekerasan seperti “Power Rangers.” Hasilnya dibandingkan dengan setengah anak-anak pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan intervensi apa pun.

Continue reading